Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia secara kumulatif atau selama Januari hingga Oktober 2023 raih US$214,41 miliar. Nominal itu turun 12,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang tercatat sebesar US$244,06 miliar.

Jika diperinci, ekspor non migas raih US$201,25 miliar atau turun 12,74%, namun ekspor migas raih US$13,16 miliar atau turun 2,06%. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan penurunan nilai ekspor non migas secara kumulatif berjalan di semua sektor.

Penurunan ini, lanjutnya, bersamaan bersama dengan penurunan harga komoditas pertambangan di pasar global secara tahunan. Lebih lanjut bersama dengan berbagi sebesar 72,37% terhadap keseluruhan ekspor non migas, penurunan ekspor sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama atas turunnya kinerja ekspor Januari-Oktober 2023.

Di samping itu, Pudji mengutarakan berjalan peningkatan pangsa ekspor bersama dengan China. BPS mencatat peningkatan pada periode ini mencapai 25,42% saat tahun lantas hanya 22,29% berasal dari keseluruhan ekspor non migas Indonesia.

Sementara itu, pangsa untuk dua kawasan utama yaitu Asean dan Uni Eropa dilaporkan menurun. Total ekspor non migas ke ke-2 kawasan sampai Oktober mencakup 25,50% berasal dari keseluruhan ekspor non migas Indonesia.